RITUAL KOLOLI KIE DALAM PANDANGAN RELIGIUS PADA MASYARAKAT ADAT TERNATE
Kata Kunci:
Ritual Kololi Kie Dalam Pandangan Religius Pada Masyarakat Adat TernateAbstrak
Ritual kololi kie merupakan salah satu ritual yang selalu dilakukan oleh Masyarakat Adat Terrnate . Kata kololi kie berasal dari bahasa asli Ternate. Kololi berarti “keliling atau mengintari” dan kie yang berarti “gunung, pulau atau Gunung”. Secara umum, kololi kie diartikan sebagai “kegiatan mengitari atau mengelilingi pulau atau gunung.” Dalam bahasa populer lain di Kota Ternate. Kololi kie juga disebut dengan kata ron gunung (ron artinya “keliling”). Fokus penelitian yaitu: 1) Bagaimana pandangan masyarakat adat kesultanan Ternate terhadap ritual Kololi Kie. 2) Bagaimana proses pelaksanaan ritual Kololi Kie. 3) Apa saja nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ritual Kololi Kie. 4) Bagaimana Pandangan Agama tentang Ritual kololi Kie.. Metode atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode atau pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian yaitu: Bahwa ritual Kololi Kie mengandung makna yang mendalam tentang memupuk tali kebersamaan masyarakat antara masyarakat adat di Kesultanan Ternate dan masyarakat secara umum di Kota Ternate. Mengelilingi pulau dapat disimbolkan sebagai upaya memberikan pengamanan terhadap batas teritorial dan memperkuat simpul-simpul kekuatan bangsa, untuk mencegah berbagai ancaman dari luar. Ritual Kololi Kie sama maknanya dengan membelajarkan masyarakat untuk mempertahankan budaya dan menjaga keutuhan bangsa dari gempuran dan tantangan budaya global. Keempat, pada ritual tersebut, beberapa kampung dijadikan sebagai tempat persinggahan untuk berziara di makam-makam sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta menjalankan sunnah Nabi tentang Jiarah Kubur.
Unduhan
Referensi
Abdullah Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Aksan, S. M. 2017. Konsep Dasar Kololi Kie dalam Tradisi dan Budaya Ternate. Stadium.
Aman. 2007. Metodologi Penelitian Kualitati”. Disampaikan dalam acara Diklatpenulisan Skripsi Mahasiswa pendidikan Sosiologi yang diselenggarakan oleh HIMPA Pendidikan Sejarah FISE UNY.
Amin Darori, 2002. Islam dan Kebudayaan Jawa .Yogyakarta: Gama Media,
Ana, Amalia, 2015. Makna Ruang Ritual dan Upacara pada Interior Keraton Surakarta. JURNAL INTRA Vol. 2, No. 2. Hal. 294-301
Atmayuni Dewi. 2018. Unsur Agama Dan Budaya Dalam Ritual Jamuan Ladang
Masyarakat Suku Jawa Di Desa Pematang Kuing Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Medan. Skripsi
Agus Kurnianto 2015, Refleksi Falsafah Ajaran Hidup Masyarakat Jawa Dalam Prosa Lirik Pengakuan Pariyem, Jurnal Madah: Vol 6, No 1. Hal. 10.
Agus Bustanul, 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi
Agama Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Busranto Latif Doa, 2014. Kololi Kie, Kajian Ritual Budaya Kesultanan Ternate. Jurnal ETNOHISTORI, Vol. 1, No. 1.Hal. 17
Daud, M. Sofyan. 2012. Ternate Mozaik Kota Pusaka. Ternate: Penerbit Genta Media publika dan Pemerintah Kota Ternate,
Djafar, Arifin dan Thaib, Rinto,. 2011. Geliat Legu Gam Moloku Kie Raha. Ternate: Dewan Pakar Kesultanan Ternate.
Ghufron dan Risnawita, 2010. Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga Kajian Perbandingan Pada Kitab Suci Lintas Agama. Jurnal SMaRT Vol. 04, No. 1. Hal. 63.
Hesti Pramushinta. 2010. Keberadaan Tradisi Nyadran dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Petani Desa Gowak Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Skripsi: Unnes.
Hudan, Irsyadi. 2012 Legu Gam sebagai Refleksi Relasi antar Etnik pada Kemajemukan Masyarakat Ternate. Yogyakarta: Tesis Sekolah Pascasarjana UGM,
Jacobus Ranjabar. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jalaluddin, 2007. Ritual Sebagai Media Konstruksi Identitas: Suatu Perspektif Teoretisi.Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial. Vol. 11, No. 01. Hal. 220.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Moleong, Lexy J. 2012 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Merlina, N. 2015. Upacara Huluwotan: Ritual pada Masyarakat Gambung Desa Mekarsari–Kabupaten Bandung.Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 7, 2: 249-262.
Muslimati, Amalia Ana, 2015. Upacara Tradisi Merti Bumi Tunggul Arum di Dusun Tunggul Arum Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Skripsi: UNY.
Muhammad Syahril. 2018. Masyarakat Ternate Pergulatan Tradisi dan Modernitas.Yogyakarta. Ombak
othenbuhler, Eric W. 1998. Ritual Communication: From Everyday Conversation to Mediated Ceremony. Thousand Oaks. SAGE Publications.
Rukmana Lilis Hardiyanti, 2017. Makna pesan Non Verbaldalam Upacara Adat Kololi
Kie Kesultanan Ternate. Skripsi
Rustam, Amalia, 2020. Mengkonstruksi Nilai-Nilai Budaya Lokal Masyarakat Ternate Melalui Pembelajaran Muatan Lokal. Vol 3, Nomor 1, Hal. 272
Setiawati, R. 2019. Makna Komunikasi Ritual Sedekah Laut sebagai Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Maritim Masyarakat Desa Pulau Kelapa-Kepulauan Seribu. Seminar Nasional Teknologi Terapan Berbasis Kearifan Lokal.
Sakka, L. 2018. Nilai Lokal Jou Se Ngofangare Sebagai Basis Kerukunan Mas Yarakat Ternate, Maluku Utara. Al-Qalam, 13 (2), Hal. 9.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung. Alfabeta.
Suhardi, 2009, Budaya Kesultanan Kololi Kie Dalam Kehidupan Masyarakat Ternate Propinsi Maluku Utara. JURNAL HUMANIORA Vol. 2, No. 1. Hal. 66.
Sulistyo dan Basuki, 2006. Metode Penelitian. Jakarta, Penaku.
Suratman, Hendro Santoso. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Intimedia.
Sjah, Mudaffar. 2005. Moloku Kie Raha: Dalam Perspektif Budaya dan Sejarah Masuknya Islam. Ternate: Himpunan Pelajar Mahasiswa Ternate
Syukur Yanuardi. 2014. Kololi Kie Kajian Ritual Budaya Kesultanan Ternate. Jurnal Etnohistori. Vol. 1.No. 1.Hal.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Ghalia Indonesia
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Suhardi Muhammad

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.